Rabu, 21 April 2010

UTS, BERBAIK SANGKA, DOA DAN USAHA

Minggu-minggu UTS (ujian Tengah Semester) aku lewati dengan senyuman indah dan penuh makna. Haha dasar aku orang aneh, maklumi sajalah lagi paranoid abiz nich, makin kesininya makin susah si. Yah tapi ga"apa-apa sich hadapi dengan senyuman sajo (kata orang Padang) haha..dasar narsis. Yah begitulah sedikit pembukaan. Masyaallah beberapa UTS (ujian tengan semester) sudah terlewati walaupun baru 2 dowang sich, akan tetapi setidaknya aku sedikit lega, dan berkuranglah jatah hafalanku. Aku berharap semoga saja hasilnya bagus dan memuaskan, sehingga IP di semester 1 dapat dipertahankan atau bisa melebihi target amien. Tapi ga bisa boong sih mempertahankannya itu loh susahnya kadang minta ampuuun, akan tetapi ga mau terpaku sama hal yang begituan ah, maunya positif thinking ajah, insyaallah hasilnya akan baik-baik saja (ga turun,mybe ga naek juga) haha, mana yang baiknya sajalah. Aku yakin kalau Allah swt itu pasti memberikan yang terbaik buat kita, berpositif thinking itu sangatlah diperlukan loh, apalagi sama tuhan kita (Allah swt). Khan Allah pernah bilang, "Semuanya tergantung prasangka hambaku kalau baik kata hambaku maka hasilnya akan baik akan tetapi kalau jelek ya hasilnya mungkin juga akan jelak. Nah makanya dalam hal UTS ini kita harus berprasangka baik sama Allah, ayo saudaraku yakinkan diri kita bahwa kita bisa melewati UTS ini dengan sukses dan lancar. Hehe pake bahasa Arab dikit ah, walaupun yang tahu cuman itu-itu dowang wjwkwk.
......
?????
.....
?????
Nah bagi antum antuna semuanya
hayyo semangat, jangan takut dan jangan bimbang
Yakinkanlah dirimu semua bahwa kita pasti bisa..
Jangan pernah berprasangka buruk sama Allah,,ya (berlaku untuk ane juga)
jangan fikirkan hal- hal yang dapat mengganggu konsentrasi antum dan antuna semua
Jangan pernah takut sama makhluk yang namanya "SOAL UTS" TO UAS'' karena semakin ditakuti ia akan semakin mengganas sama kita..haha kayak manusia ajah..iya dunk
haha...hayyow kita pasti bisa" dan jangan lupa doa dan usaha itu yang utama
selain itu minta ridho ayah dan ibu juga yah.....
oke..SEMANGAT YA..
"Salam UKUWAH"
GOOD LUCK
"PUTRI DINTHA"

Coretan Dakwah

Perjalanan mungkin masih panjang
waktu, harapan ,cita-cita dan perjuangan masih indah terukir
tinta emas perjuangan seakan mengatakan coretan-coretan itu
masih sangat lama untuk dihapuskan masih,
banyak sisa luka pertempuran yang harus tuntas
benang-benang ke insyafan sudah mulai sirna
seiring dengan terkuaknya ini di jalan panjang
dakwah adalah kesadaran
bukan paksaan
dakwah adalah kemenangan
bukan tuntutan untuk menang
dakwah adalah keharusan,
dakwah berarti perjuangan
yang akan selalu hidup sebagai coretan dakwah
dengan makna
dan tidakkan tanpa makna

Senin, 19 April 2010

KISAH 2 ORANG SAHABAT


Cerita Sukses: Dua Orang Sahabat
12:53, April 11, 2010 by Rahmat Mr. Power under: Artikel, Cerita Sukses, Percaya Diri 17 Comments
Cerita sukses kali ini menceritakan dua orang sahabat yang sudah lama berpisah. Sekitar 5 tahun mereka berpisah karena tuntutan karir masing-masing yang berbeda. Setelah 5 tahun berpisah, dua orang sahabat ini bertemu di sebuah rumah makan tanpa sengaja. Rumah makan ini memang rumah makan favorite mereka.
“Hai Joko, apa kabar?” kata Toni dengan wajah berbinar karena bertemu dengan sahabat lamanya. Kontan saja, Joko tesentak kaget karena tiba-tiba sahabatnya ada di depan mata.
“Alhamdulillah baik. Bagaimana dengan kamu? Terlihat makin
sukses saja nich.” kata Toni.
“Alhamdulillah, kabar saya baik, juga dengan karir saya.” jawab Joko tak lepas dari senyum gembira.
“Kamu bekerja dimana?” tanya Toni.
“Saya bekerja di PT Bambu Kuning.” jawab Joko sambil tersenyum. Rupanya, Joko memang murah senyum.
Mendengar jawaban Joko, Toni sangat kaget campur kagum, “Hebat kamu… bisa diterima di PT Bambu Kuning. Gede donk gajinya?”
“Alhamdulillah sudah rezeki saya mungkin. Bagaimana dengan kamu?” Joko balik bertanya.
“Alhamdulillah, saya juga mendapatkan pekerjaan yang saya sukai. Namun tidak sebagus di Bambu Kuning. Mungkin nasib saya tidak masuk bekerja disana.” jelas Toni.
“Sebenarnya, kamu memiliki peluang besar untuk bekerja di Bambu Kuning. Seharusnya waktu itu kamu mencobanya.” jelas Joko. “Sebab, Bambu Kuning sebenarnya mencari orang dengan kualifikasi seperti kamu. Saya coba mencari kamu untuk memberitahu, tapi sayangnya kamu menghilang entah kemana.”
“Oh ya?” Toni tersentak kaget. “Apa saya bakal diterima disana?”
“Insya Allah… karena sudah lama Bambu Kuning mencari orang dengan kualifikasi yang kamu miliki. Plus rekomendasi dari saya kamu bakalan diterima. Bahkan, waktu itu, bos memarahi saya. Saya janji akan bawa kamu, tetapi gagal karena kamu menghilang.” jelas Joko.
Toni terdiam. Sebenarnya, Toni memiliki mimpi untuk bekerja di PT Bambu Kuning. Hanya saja, Toni tidak pernah mencoba sekali pun melamar ke perusahaan tersebut. Kini dia terhenyak. Bagaimana tidak… dia melewatkan kesempatan bekerja di tempat idamannya hanya karena dia tidak mau mencoba. Mata Toni mulai berkaca-kaca…
“Sebenarnya… saya ingin bekerja di Bambu Kuning. Hanya saja, saya merasa saya tidak pantas bekerja disana. Itu perusahaan elit, waktu itu saya berpikir kalau saya tidak akan diterima disana.” Jelas Toni agak terbata-bata.
“Lho koq?” Joko balik kaget. “Ton, kamu tau apa yang di pikiran saya? Saya selalu iri dengan kehebatan kamu dan kepandaian kamu. Saya pikir kamu lebih hebat dari saya. Kamu sendiri tau, kalau saya banyak belajar dari kamu. Kamu itu hebat, setidaknya lebih hebat dari saya.”
Toni hanya terdiam.. dia menyesal karena hanya karena tidak
percaya diri, dia melewatkan peluang yang selama ini dia idam-idamkan.
“Sudahlah Ton… Lagi pula… kamu sudah bekerja di tempat yang kamu sukai.” kata Joko menghibur.
“Iya juga…” kata Toni sambil tersenyum. Senyum yang dipaksakan.

Sembilan Keturunan Setan

Umar bin Khaththab berkata : anak keturunan setan itu ada sembilan, yaitu Zalitun, Watsin, Laqus, A’wan, Haffaf, Murrah, Masuth, Dasim, dan Walhan.”Setan Zalitun bertugas menggoda penghuni pasar dalam transaksi jual-beli dengan menyuruh untuk melakukan kedustaan, penipuan, memuji-muji barang dagangan, mencurangi timbangan/takaran, dan bersumpah palsu.Setan Watsin bertugas menggoda manusia yang tertimpa musibah agar tidak bersabar sehingga yang bersangkutan berteriak histeris, menampar-nampar pipi, dan sebagainya.Setan A’wan bertugas menggoda para penguasa untuk bertindak zhalim.Setan Haffaf bertugas membujuk dan menggoda orang untuk meneguk minuman keras.Setan Murrah<./b> bertugas menggoda orang agar asyik bermain seruling atau alat musik berikut nyanyiannya.Setan Laqus bertugas menggoda orang untuk menyembah api.Setan Masuth bertugas menyebarkan berita-berita dusta lewat lisan manusia sehingga tidak bisa diketemukan berita yang sebenarnya.Setan Dassim berada di dalam rumah. Jika seseorang tidak mengucapkan salam sewaktu memasuki rumahnya dan tidak pernah menyebut nama Allah di dalamnya, maka setan tersebut akan menimbulkan perselisihan sehingga akan terjadi thalaq, khulu’, dan pemukulan. Singkatnya, setan ini selalu ingin menciptakan ketidakharmonisan dalam rumah tangga.Setan Walhan bertugas menggoda dan mengacaukan manusia dalam berwudhu’, shalat, dan dalam ibadah-ibadah yang lain.Dalam riwayat lain disebutkan bahwa :a. Setan yang bertugas menggoda penghuni pasar, namanya bukan Zalitun, melainkan Zallanbur. Akan tetapi, dalam kamus disebutkan bahwa tugas setan Zallanbur adalah menceraikan antara seorang suami dan istrinya.b. Setan yang bertugas menggoda manusia yang tertimpa musibah agar tidak bersabar namanya bukan Watsin, melainkan Tabr.c. Setan Laqis adalah nama lain dari setan Laqus. Ada yang mengatakan bahwa Setan Laqis dan Walhan bertugas menggoda manusia ketika bersuci dan mengerjakan shalat. Namun ada juga yang mengatakan bahwa tugas ketiga setan (Laqus, Laqis, Walhan) ini digantikan oleh ketiga setan berikut, yaitu A’war, yang bertugas menggoda manusia agar melakukan zina; Wasnan, yang bertugas menggoda sewaktu tidur agar mereka berat untuk bangun dan malas untuk mengerjakan shalat atau amal shahih lainnya; dan Abyadh yang bertugas menggoda para nabi dan para wali Allah.d. Setan yang bertugas menggoda manusia supaya menyebarkan berita dusta namanya bukan Masuth, melainkan Mathun.e. Setan Dasim adalah setang yang bertugas menggoda manusia sewaktu makan. Dia akan ikut makan jika seseorang tidak menyebut nama Allah. Juga akan ikut masuk rumah jika sewaktu memasuki rumahnya, seseorang tidak menyebut nama Allah. Setan ini juga akan menyelinap dalam lipatan atau saku pakaiannya jika sewaktu memakainya seseorang tidak menyebut nama Allah.f. Setan Walhan hanya bertugas menggoda manusia sewaktu bersuci agar menghambur-hamburkan air. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat dari ‘Ali r.a., dari Nabi SAW, beliau bersabda : ”Sewaktu seseorang berwidhu’, ada setan yang selalu menggodanya. Setan itu bernama Walhan. Karenanya, selalu berhati-hatilah kalian atau waspadalah kalian terhadapnya.”g. Setan Khanzab adalah setan yang selalu menggoda manusia saat mengerjakan shalat.DIsadur dari Nashaihul Ibad (Imam Nawawi Al-Bantani).
samapai hari ini belum ada kata-kata yang pasti

Nasehat

Saling Membantu
Dari Abu Musa Al Asy’ariy ra dari Nabi Muhammad saw bersabda: “Orang mukmin itu bagi mukmin lainnya seperti bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Kemudian Nabi Muhammad menggabungkan jari-jari tangannya. Ketika itu Nabi Muhammad duduk, tiba-tiba datang seorang lelaki yang meminta bantuan. Nabi hadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda: Tolonglah! maka kamu mendapatkan pahala, dan Allah putuskan lewat lesan Nabi-Nya apa yang dikehendaki.” (Imam Bukhari, Muslim, dan An Nasa’i).
Kunci Keberhasilan
Peliharalah (perintah dan larangan) Allah, niscaya kamu akan selalu merasakan kehadiran-Nya. Kenalilah Allah waktu kamu senang, niscaya Allah akan mengenalimu waktu kamu dalam kesulitan. Ketahuilah, apa yang luput dari kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya kesulitan bersamaan dengan kemudahan. (HR. Tirmidzi)

Indahnya Dunia Dakwah

Hari ini terasa sangat bahagia sekali, syukur Alhamdulillah Allah swt masih mengizinkan aku untuk bernafas dengan lega. Terima kasih ya Allah karena hari ini engkau masih mengizinkan aku untuk mengukirkan isi hatiku yang akan selalu mengagunggkan asmamu. Hari ini aku begitu sangat bahagia, entah kenapa semakin hari aku semakin merasakan nikmatnya hidup di jalan Allah swt. Semakin kesininya aku merasakan bahwa dunia dakwah itu ternyata indah dan nikmat. Dahulu sebelum aku kenal yang namanya dunia dakwah, jujur aku merasa canggung dan aneh dengan pergaulan sehari-hari yang diperlihatkan atau di jalankan oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia dakwah. Dahulu aku tidak pernah kenal istilah akhwat, ikhwan, antum, antuna, anti, afwan syukron dan lain-lain. Terasa aneh kedengarannya dikupingku, apa itu?? pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang sebelum aku kenal yang namanya dakwah. Akan tetapi setelah aku kenal dakwah, ternyata ini toh arti dari pertanyaan yang selalu terlontar dahulu sebelum aku kenal dakwah. Alhamdulillah aku mendapatkan jawabanya, ternyata itu adalah istilah-istilah atau kata ganti untuk memanggil saudara seiman. Dahulu sebelum aku kenal dakwah aku merasa sangat heran melihat para jilbaber, akan tetapi aku kagum karena pada waktu itu aku merasa setiap aku bertemu dengan para jilbaber itu aku merasa wow luar biasa ya, sangat anggun cantik dan seperti bidadari surga. Itulah kata-kata yang terlontar sebelum aku kenal dakwah. Hehe kadang aku malu sendiri melihat aku yang dulu begitu awam tentang hal-hal yang berbau dakwah, akan tetapi bukan berarti aku sekarang sudah tahu semua tentang ilmu dakwah itu sendiri loh, yah lumayanlah di bandingkan dengan aku yang dulu, tidak tahu apa-apa sama sekali. Ada kemajuan berarti ada perubahan, itulah yang aku rasakan sekarang. Jujur dahulu aku masih sangat takut untuk berdakwah dijalan Allah akan tetapi , aku berfikir buat apa takut toh ada Allah swt yang akan melindungi kita, lagi pula kalau kita ga salah ngapain harus takut. Intinya kita pintar-pintar dalam berdakwah, yah setidaknya dengan cara yang paling sederhana dulu aja. Contoh saling mengingatkan dalam kebaikan, saling bertukar fikiran tentang ilmu agama, misalkan siksa bagi orang-orang yang tidak mau menjalankan perintah Allah swt, Intinya saling mengingatkan dalam kebaikan. Nah tunggu dulu yang paling penting sebelum kita mendakwahi orang lain, kita harus mendakwahi diri kita dahulu. Yah itu sedikit wejangan, tentang dakwah. Nah balik lagi nih ke topik pembicaraan awal, bahwasanya semakin hari kemanisan iman itu semakin terasa, perasaan-persaan takut dianggap aneh oleh orang lain sudah mulai hilang. Alhamdulillah semakin kesininya semakin nikmat. Pokonya buat antum-antuna semuanya ayo kita sama-sama untuk menegakkan kalimah Allah dengan cara berdakwah, karena dunia dakwah itu indah,,,loo.. oke" SEMANGAT"YA SAUDARAKU...

Kamis, 15 April 2010

H@nya Sementara

Salam kenal saudaraku semuanya, Alhamdulillah masih diberikan kesempatan oleh Allah swt untuk bisa barnafas dengan lega tanpa bayaran sedikitpun. Tidak lupa pula sholawat beriringan salam marilah kita hadiahkan untuk baginda nabi besar Muhammad saw. Saudaraku semuanya , kita pasti tahu, bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi, hanya Allah swt yang maha abadi. Manusia hanya bisa bernafas sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan oleh Allah swt, kalau waktunya sudah habis maka mau tidak mau kita harus pergi meninggalkan semuanya. Mungkin ada perasaan tidak rela menghadapi kenyataan ini, namun inilah hidup harus berani untuk menerima konsekuensi yang sudah ditetapkan Allah swt. Kematian adalah suatu hal yang pasti akan terjadi pada tiap diri manusia, nah sekarang masalahnya kenapa kebanyakan dari kita takut akan mati? Sebenernya tidak usah takut akan kematian namun yang harus ditakutkan adalah proses sesudah kematian itu. Kalau mati mah yah tinggal mati aja, selesaikan? namun mati tidak sesederhana itu, kalau cuma mati saja ,saya mah mau ajah akan tetapi prosesnya ituloh yang bikin deg...deg...boom. Untuk itu marilah kita memepersiapkan bekal sedini mungkin mumpung waktu masih ada lho, lagi pula kita pasti tidak mau menjadi orang-orang yang merugi dan teranianya gara-gara kelalaian kita dalam mempersiapkan bekal. Ayo kita sama-sama menabung untuk akhirat dengan cara melakukan hal-hal yang dapat membawa kita ke SurgaNya Allah swt. Ayo semangat belum ada kata terlambat sebelum semuanya benar-benar terlambat.

Saudariku, Inilah Kemuliaanmu

Saudariku, Inilah Kemuliaanmu!
74Share
بسم الله الرحمن الرحيمAllah telah menetapkan syariat Islam yang lengkap dan sempurna, serta terjamin keadilan dan kebenarannya. Allah berfirman,
وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Telah sempurnalah kalimat Rabbmu (al-Qur’an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Qs. al-An’aam: 115)
Artinya, al-Qur’an adalah firman Allah yang benar dalam berita yang terkandung di dalamnya, serta adil dalam perintah dan larangannya, maka tidak ada yang lebih benar dari pada berita yang terkandung dalam kitab yang mulia ini, dan tidak ada yang lebih adil dari pada perintah dan larangannya.(Lihat kitab Taisiirul Kariimir Rahmaan (hal. 174))
Di antara bentuk keadilan syariat Islam ini adalah dengan tidak membedakan antara satu bangsa/suku dengan bangsa/suku lainnya, demikian pula satu jenis (laki-laki atau perempuan) dengan jenis lainnya, kecuali dengan iman dan takwa kepada Allah.
Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs. al-Hujuraat: 13)
Dalam ayat lain Dia berfirman,
مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia), dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka (di akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Qs. an-Nahl: 97)
Juga dalam firman-Nya,
فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ
“Maka Allah memperkenankan permohonan mereka (dengan berfirman), “Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah dari sebagian yang lain.” (Qs. Ali ‘Imraan: 195)
Apresiasi Islam Terhadap Kaum Perempuan
Sungguh agama Islam sangat menghargai dan memuliakan kaum permpuan, dengan menetapkan hukum-hukum syariat yang khusus bagi mereka, serta menjelaskan hak dan kewajiban mereka dalam Islam, yang semua itu bertujuan untuk menjaga dan melindungi kehormatan dan kemuliaan mereka.(Lihat kitab al-Mar’ah, Baina Takriimil Islam wa Da’aawat Tahriir (hal. 6))
Syaikh Shalih al-Fauzan berkata, “Wanita muslimah memiliki kedudukan (yang agung) dalam Islam, sehingga disandarkan kepadanya banyak tugas (yang mulia dalam Islam). Oleh karena itu, Nabi selalu menyampaikan nasehat-nasehat yang khusus bagi kaum wanita (misalnya dalam HR al-Bukhari (no. 3153) dan Muslim (no. 1468)), bahkan beliau menyampaikan wasiat khusus tentang wanita dalam kutbah beliau di Arafah (ketika haji wada’) (HR.Muslim (no. 1218)). Ini semua menunjukkan wajibnya memberikan perhatian kepada kaum wanita di setiap waktu. (Kitab at-Tanbiihaat ‘ala ahkaamin takhtashshu bil mu’minaat (hal. 5))
Di antara bentuk penghargaan Islam terhadap kaum perempuan adalah dengan menyamakan mereka dengan kaum laki-laki dalam mayoritas hukum-hukum syariat, dalam kewajiban bertauhid kepada Allah, menyempurnakan keimanan, dalam pahala dan siksaan, serta keumuman anjuran dan larangan dalam Islam. (Lihat keterangan syaikh Bakr Abu Zaid dalam kitab Hiraasatul fadhiilah (hal. 17))
Adapun perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam beberapa hukum syariat, maka ini justru menunjukkan kesempurnaan Islam, karena agama ini benar-benar mempertimbangkan perbedaan kondisi laki-laki dan perempuan, untuk kemudian menetapkan bagi kedua jenis ini hukum-hukum yang sangat sesuai dengan keadaan dan kondisi mereka.
Inilah bukti bahwa syariat Islam benar-benar ditetapkan oleh Allah Ta’ala, Zat Yang Maha Adil dan Bijaksana, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan bagi hamba-hamba-Nya. Allah berfirman,
أَلا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
“Bukankah Allah yang menciptakan (alam semesta beserta isinya) maha mengetahui (segala sesuatu)? Dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (Qs. al-Mulk: 14)
Ini semua menunjukkan bahwa agama Islam benar-benar ingin memuliakan kaum perempuan, karena Islam menetapkan hukum-hukum yang benar-benar sesuai dengan kondisi dan kodrat mereka, yang dengan mengamalkan semua itulah mereka akan mendapatkan kemuliaan yang sebenarnya.
Ketika menjelaskan hikmah yang agung ini, syaikh Bakr Abu Zaid berkata, “Allah, Dialah yang menetapkan dan menakdirkan bahwa laki-laki tidak sama dengan perempuan, dalam ciri, bentuk dan kekuatan fisik. Laki-laki memiliki fisik dan watak yang lebih kuat, sedangkan perempuan lebih lemah dalam (kondisi) fisik maupun wataknya…
Dua macam perbedaan inilah yang menjadi sandaran bagi sejumlah besar hukum-hukum syariat.
Allah Yang Maha Mengetahui (segala sesuatu dengan terperinci) dengan hikmah-Nya yang tinggi telah menetapkan adanya perbedaan dan ketidaksamaan antara laki-laki dengan perempuan dalam sebagian hukum-hukum syariat, (yaitu) dalam tugas-tugas yang sesuai dengan kondisi dan bentuk fisik, serta kemampuan masing-masing dari kedua jenis tersebut (laki-laki dan perempuan) untuk menunaikannya. (Demikian pula sesuai dengan) kekhususan masing-masing dari keduanya pada bidangnya dalam kehidupan manusia, agar sempurna (tatanan) kehidupan ini, dan agar masing-masing dari keduanya menjalankan tugasnya dalam kehidupan ini.
Maka Allah mengkhususkan kaum laki-laki dengan sebagian hukum syariat yang sesuai dengan kondisi, bentuk, susunan dan ciri-ciri fisik mereka, (dan sesuai dengan) kekuatan, kesabaran dan keteguhan mereka (dalam menjalankan hukum-hukum tersebut), (juga sesuai dengan) semua tugas mereka di luar rumah dan usaha mereka mencari nafkah untuk keluarga.
Sebagaimana Allah mengkhususkan kaum perempuan dengan sebagian hukum syariat yang sesuai dengan kondisi, bentuk, susunan dan ciri-ciri fisik mereka, (dan sesuai dengan) terbatasnya kemampuan dan kelemahan mereka dalam menanggung (beban), (juga sesuai dengan) semua tugas dan tanggung jawab mereka di dalam rumah, dalam mengatur urusan rumah tangga, dan mendidik anggota keluarga yang merupakan generasi (penerus) bagi umat ini di masa depan.
Dalam al-Qur’an, Allah menyebutkan ucapan istri ‘Imran,
وليسَ الذكَرُ كالأُنْثى
“Dan laki-laki tidaklah sama dengan perempuan” (Qs. Ali ‘Imraan: 36)
Maha suci Allah yang milik-Nyalah segala penciptaan dan perintah (dalam syariat Islam), dan (milik-Nyalah) segala hukum dan pensyariatan.
أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ، تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Ketahuilah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam.” (Qs. al-A’raaf: 54)
Inilah iradah (kehendak) Allah yang bersifat kauniyyah qadariyyah (sesuai dengan takdir dan kodrat yang telah Allah tetapkan bagi semua makhluk) dalam penciptaan, pembentukan rupa dan bakat (masing-masing makhluk). Dan inilah iradah (kehendak)-Nya yang bersifat diniyyah syar’iyyah (sesuai dengan ketentuan agama dan syariat yang dicintai dan diridhai-Nya). Maka terkumpullah dua iradah (kehendak) Allah ini (dalam hal ini) untuk (tujuan) kemaslahatan/kebaikan hamba-hamba-Nya, kemakmuran alam semesta, dan keteraturan (tatanan) hidup pribadi, rumah tangga, kelompok, serta seluruh masyarakat. (Kitab Hiraasatul Fadhiilah (hal. 18-20))
Beberapa contoh hukum-hukum syariat Islam yang menggambarkan pemuliaan dan penghargaan Islam terhadap kaum perempuan:
1. Kewajiban memakai jilbab (pakaian yang menutupi semua aurat secara sempurna bagi wanita ketika berada di luar rumah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin agar hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu/disakiti. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Ahzaab,59)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan kewajiban memakai jilbab bagi wanita dan hikmah dari hukum syariat ini, yaitu, “Supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, sehingga mereka tidak diganggu/disakiti”.
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata, “Ini menunjukkan bahwa gangguan (bagi wanita dari orang-orang yang berakhlak buruk) akan timbul jika wanita itu tidak mengenakan jilbab (yang sesuai dengan syariat). Hal ini dikarenakan jika wanita tidak memakai jilbab, boleh jadi orang akan menyangka bahwa dia bukan wanita yang ‘afifah (terjaga kehormatannya), sehingga orang yang ada penyakit (syahwat) dalam hatiya akan mengganggu dan menyakiti wanita tersebut, atau bahkan merendahkan/melecehkannya… Maka dengan memakai jilbab (yang sesuai dengan syariat) akan mencegah (timbulnya) keinginan-keinginan (buruk) terhadap diri wanita dari orang-orang yang mempunyai niat buruk”. (Kitab Taisiirul Kariimir Rahmaan (hal. 489))
2. Kewajiban memasang hijab/tabir untuk melindungi perempuan dari pandangan laki-laki yang bukan mahramnya.
Allah berfirman menerangkan hikmah agung disyariatkannya hijab/tabir antara laki-laki dan perempuan,
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
“Dan apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Qs. al-Ahzaab: 53)
Syaikh Muhammad bin Ibarahim Alu syaikh berkata, “(Dalam ayat ini) Allah menyifati hijab/tabir sebagai kesucian bagi hatinya orang-orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan, karena mata manusia kalau tidak melihat (sesuatu yang mengundang syahwat, karena terhalangi hijab/tabir) maka hatinya tidak akan berhasrat (buruk). Oleh karena itu, dalam kondisi ini hati manusia akan lebih suci, sehingga (peluang) tidak timbulnya fitnah (kerusakan) pun lebih besar, karena hijab/tabir benar-benar mencegah (timbulnya) keinginan-keinginan (buruk) dari orang-orang yang ada penyakit (dalam) hatinya”. (Kitab al-Hijaabu wa Fadha-iluhu (hal. 3))
3. Kewajiban wanita untuk menetap di dalam rumah dan hanya boleh keluar rumah jika ada kepentingan yang dibenarkan dalam agama. (Lihat kitab Hiraasatul Fadhiilah (hal. 53))
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى، وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآَتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
“Dan hendaklah kalian (wahai istri-istri Nabi) menetap di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait (istri-istri Nabi) dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Qs. al-Ahzaab: 33)
Dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya wanita adalah aurat, maka jika dia keluar (rumah) setan akan mengikutinya (menghiasainya agar menjadi fitnah bagi laki-laki), dan keadaanya yang paling dekat dengan Rabbnya (Allah ) adalah ketika dia berada di dalam rumahnya.” (HR Ibnu Khuzaimah (no. 1685), Ibnu Hibban (no. 5599) dan at-Thabrani dalam “al-Mu’jamul ausath” (no. 2890), dinyatakan shahih oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, al-Mundziri dan syikh al-Albani dalam “Silsilatul ahaaditsish shahiihah” (no. 2688))
Syaikh Bakr Abu Zaid ketika menerangkan hikmah agung diharamkannya tabarruj dalam Islam, beliau berkata, “Adapun dalam agama Islam maka perbuatan ini (tabarruj) diharamkan, dengan kuat dan kokohnya keimanan yang menancap dalam hati seorang wanita muslimah, dalam rangka (mewujudkan) ketaatannya kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta (dalam rangka) menghiasi diri dengan kesucian dan kemuliaan, menghindarkan diri dari kehinaan, juga (dalam rangka) menjauhi perbuatan dosa, memperhitungkan pahala dan ganjaran (dari-Nya), serta takut akan siksaan-Nya yang pedih. Maka wajib bagi para wanita muslimah untuk bertakwa kepada Allah dan menjauhi (semua perbuatan) yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam, supaya mereka tidak ikut serta dalam menyusupkan kerusakan di dalam (tubuh) kaum muslimin, dengan tersebarnya perbuatan-perbuatan keji, merusak (moral) anggota keluarga dan rumah tangga, serta merajalelanya perbuatan zina. Juga supaya mereka tidak menjadi sebab yang mengundang pandangan mata yang berkhianat dan hati yang berpenyakit (yang menyimpan keinginan buruk) kepada mereka, sehingga mereka berdosa dan menjadikan orang lain (juga) berdosa”.(Lihat kitab Hiraasatul Fadhiilah (hal. 105))
4. Tugas dan tanggung jawab kaum wanita, yaitu mendidik dan mengarahkan anak-anak di dalam rumah.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ألا كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته، … والمرأة راعية على بيت بعلها وولده وهي مسؤولة عنهم”
“Ketahuilah, kalian semua adalah pemimpin dan kalian semua akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpinnya …seorang wanita (istri) adalah pemimpin di rumah suaminya bagi anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban tentang (perbuatan) mereka.”(HR. al-Bukhari (no. 2416) dan Muslim (no. 1829))
Tugas dan tanggung jawab ini menunjukkan agungnya kedudukan dan peran kaum wanita dalam Islam, karena merekalah pendidik pertama dan utama generasi muda Islam, yang dengan memberikan bimbingan yang baik bagi mereka, berarti telah mengusahakan perbaikan besar bagi masyarakat dan umat Islam.
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin berkata, “Sesungguhnya kaum wanita memiliki peran yang agung dan penting dalam upaya memperbaiki (kondisi) masyarakat, hal ini dikarenakan (upaya) memperbaiki (kondisi) masyarakat itu ditempuh dari dua sisi,
- Yang pertama, perbaikan (kondisi) di luar (rumah), yang dilakukan di pasar, mesjid dan tempat-tempat lainnya di luar (rumah). Yang perbaikan ini didominasi oleh kaum laki-laki, karena merekalah orang-orang yang beraktifitas di luar (rumah).
- Yang kedua, perbaikan di balik dinding (di dalam rumah), yang ini dilakukan di dalam rumah. Tugas (mulia) ini umumnya disandarkan kepada kaum wanita, karena merekalah pemimpin/pendidik di dalam rumah.
Oleh karena itu, tidak salah kalau sekiranya kita mengatakan, bahwa sesungguhnya kebaikan separuh atau bahkan lebih dari (jumlah) masyarakat disandarkan kepada kaum wanita. Hal ini dikarenakan dua hal,
1. Jumlah kaum wanita sama dengan jumlah laki-laki, bahkan lebih banyak dari laki-laki. Ini berarti umat manusia yang terbanyak adalah kaum wanita, sebagaimana yang ditunjukkan dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alahi wa salla. Berdasarkan semua ini, maka kaum wanita memiliki peran yang sangat besar dalam memperbaiki (kondisi) masyarakat.
2. Awal mula tumbuhnya generasi baru adalah dalam asuhan para wanita, yang ini semua menunjukkan mulianya tugas kaum wanita dalam (upaya) memperbaiki masyarakat. (Kitab Daurul Mar-ati fi ishlaahil Mujtama’ (hal. 3-4))
Bangga Sebagai Wanita Muslimah
Contoh-contah di atas cuma sebagian kecil dari hukum-hukum syariat yang menggambarkan penghargaan dan pemuliaan Islam terhadap kaum perempuan. Oleh karena itulah, seorang wanita muslimah yang telah mendapatkan anugerah hidayah dari Allah untuk berpegang teguh dengan agama ini, hendaklah dia merasa bangga dalam menjalankan hukum-hukum syariat-Nya. Karena dengan itulah dia akan meraih kemuliaan yang hakiki di dunia dan akhirat, dan semua itu jauh lebih agung dan utama dari pada semua kesenangan duniawi yang dikumpulkan oleh manusia.
Allah berfirman,
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah, ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka (orang-orang yang beriman) bergembira (berbangga), kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa (kemewahan duniawi) yang dikumpulkan (oleh manusia)’.” (Qs. Yunus: 58)
“Karunia Allah” dalam ayat ini ditafsirkan oleh para ulama ahli tafsir dengan “keimanan kepada-Nya”, sedangkan “Rahmat Allah” ditafsirkan dengan “al-Qur’an“. (Lihat keterangan Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Miftahu Daaris Sa’aadah (1/227))
Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Dan kemuliaan (yang sebenarnya) itu hanyalah milik Allah, milik Rasul-Nya dan milik orang-orang yang beriman, akan tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (Qs. al-Munaafiqun: 8)
Dalam ucapannya yang terkenal Umar bin Khattab radhiallahu’anhu berkata, “Dulunya kita adalah kaum yang paling hina, kemudian Allah memuliakan kita dengan agama Islam, maka kalau kita mencari kemuliaan dengan selain agama Islam ini, pasti Allah akan menjadikan kita hina dan rendah.”( Riwayat Al Hakim dalam “Al Mustadrak” (1/130), dinyatakan shahih oleh Al Hakim dan disepakati oleh Adz Dzahabi)
Penutup
Dalam al-Qur’an Allah Yang Maha Adil dan Bijaksana telah menjelaskan sebab untuk meraih kemuliaan yang hakiki di dunia dan akhirat bagi laki-laki maupun perempuan, yang sesuai dengan kondisi dan kodrat masing-masing.
Renungkanlah ayat yang mulia berikut ini,
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Maka Wanita yang shaleh adalah wanita yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (memberi taufik kepadanya).” (Qs. an-Nisaa’: 34)
Semoga Allah menjadikan tulisan ini bermanfaat dan sebagai nasehat bagi para wanita muslimah untuk kembali kepada kemuliaan mereka yang sebenarnya dengan menjalankan petunjuk Allah Ta’ala dalam agama Islam.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 25 Syawwal 1430 HAbdullah bin Taslim al-Buthoni
***
Artikel muslimah.or.id